Dimas, 7 Tahun dari 4 Bulan

Gibran Huzaifah Amsi El Farizy
4 min readMar 27, 2024

--

Saya ingat waktu pertama kali bertemu dengan Dimas di interview sebelum di masuk ke eFishery. Dulu dia diajak bergabung untuk mengerjakan satu project terkait dengan sensor dan data. Karena referensi dari Ans, salah satu software engineer kami saat itu, Dimas coba direkrut untuk bisa mengerjakan project sensor tadi. Saya agak lupa bagaimana interview-nya berjalan. Tapi, yang saya paling ingat, Dimas tidak mau dikontrak lebih lama dari 4 bulan.

Alasannya, saya lupa lupa ingat, yang pasti semacam dia tidak ingin terikat, jadi ingin bebas mengerjakan proyek-proyek lain yang ada di luar. Ya sudah, kami sepakat kontraknya hanya sebatas project 4 bulan. Setelah 4 bulan, Dimas tertarik untuk melanjutkan. Tapi, lagi-lagi, tidak mau terikat kontrak, tetap ingin model project freelance, jadi kami perpanjang lagi, 4 bulan. Yang pastinya saya ingat saat itu adalah, saya merasa bahwa sebagai eFisherian, dia tidak punya komitmen, tidak terlalu tertarik untuk bergabung, dan oportunis. Ya bagaimana tidak, kalau benar-benar tertarik, ingin berkomitmen, dan percaya dengan visi eFishery, harusnya dia langsung bersedia untuk tanda tangan kontrak menjadi karyawan, tapi kan tidak. Saya tidak punya ekspektasi lebih. Saya pikir, nanti kalau ada proyek lain di luar yang lebih seru; atau dia menghadapi tantangan sedikit di yang dikerjakan sekarang, dia akan langsung mundur.

Rupanya, saya salah. Dan saya bersyukur bahwa saya salah. Dimas masih di sini sampai sekarang. 7 tahun kemudian.

Lebih dari Transaksi, tapi Kontribusi

Introspeksi saya dengan pengalaman Dimas tadi, serta kejadian lain yang berkebalikan, membuat saya menyimpulkan kalau komitmen, misi, dan ketertarikan itu sesuatu yang abstrak, tidak mudah diterjemahkan dari kata-kata. Ada salah satu tim yang lain, yang saat interview terlihat paling semangat. Yang disampaikan seolah-oleh hingga nanti pensiun ingin bekerja di eFishery. Nyatanya, belum sampai setahun, target menantang sedikit, ada pilihan menarik di luar, langsung saat itu pindah.

Tapi, tidak dengan orang-orang seperti Dimas. Di awal, bisa jadi dia masih ragu, tapi keraguannya bukan muncul dari hasrat oportunis. Ini (kelihatannya) hadir dari keinginan eksperimentasi, menyeimbangkan faktor resiko dengan keselarasan. Saat sudah jelas, langsung siap untuk berkomitmen lebih. Komitmen itu soal sikap, bukan soal kata.

Salah satu sikap yang menurut saya patut ditiru profesional lainnya, adalah ritual tahunan untuk membangun komunikasi. Hampir setiap tahun, Dimas selalu mengajak saya, sebagai founder dan CEO untuk 1-on-1. Setiap tahun, konteksnya selalu sama. “Bang, gue masih pengen di eFishery, tapi pengen tau juga arahnya kemana, biar bisa diliat masih bisa add value apa nggak”. Yang dibahas bukan soal transaksi, tapi kontribusi.

Wih, lapar akan kontribusi. Aw aw.

Inilah kenapa, saat ketertarikan di awal mayoritas di data, dan saat itu urusan data-mendata eFishery masih sangat minim, Dimas tetap bertahan. Project pertama dia, untuk membuat sensor, sampai detik ini belum pernah diluncurkan. Kalau saja komitmennya hanya ke ide yang menarik, mungkin saat itu Dimas sudah memutuskan pindah. Tapi, karena fokusnya ke kontribusi, dia bisa menyesuaikan ke role yang berbeda, dari principal engineer ke data engineer; dari individual contributor ke manager. Yang dikejar bukan transaksi dan ekspektasi, tapi fokus ke kontribusi.

Dimas The Role Model

“There was an idea… to bring together a group of remarkable people, to see if we could become something more. So that, when the time came, they could fight the battles that we never could.”

Kutipan di atas diambil dari salah satu dialog yang paling saya ingat di film Avengers yang pertama. Ini sangat cocok di konteks ini. Karena, di kepala saya, Dimas ini salah satu anggota The Avengers, dimana saya adalah Nick Fury-nya. Avengers ini adalah daftar dari orang-orang yang paling bisa dihandalkan untuk mengerjakan sesuatu yang tidak masuk akal. Dimas masuk jadi daftar ini, karena untuk urusan yang berkaitan dengan software engineering, kapabilitasnya luar biasa. Jadi, di project-project yang mendesak dan penting, saya biasanya memanggil Dimas. Dan tanpa komando, langsung bisa secara ajaib selesai.

Kombinasi kapabilitas teknis, pemahaman konteks, dan independensi eksekusi ini kombinasi yang emas di ranah profesional. Perusahaan yang punya density tinggi untuk talent semacam ini, akan unggul di market. Dan jika eFishery hari ini punya keunggulan, itu karena orang-orang semacam Dimas ini.

Kalau saya seorang engineer, saya akan dengan mudah melihat Dimas sebagai benchmark; role model secara profesional. Tapi, sayangnya saya bukan engineer. Saya CEO. Dan sebagai CEO, saya berterima kasih ke Dimas, karena memutuskan melanjutkan kontrak proyek singkat 4 bulan, menjadi kontribusi besar berkepanjangan di 7 tahun belakangan. Semoga kontribusi ini bisa kita teruskan dan besarkan bersama-sama di tahun-tahun ke depan.

Disclaimer: Ini ditulis dalam rangka tantangan #10HariMenulis dengan tema berpasang-pasangan. Jadi kalau roaming, harap maklum.

--

--