In Dilah, We Trust
“My faith’s in people, I guess. Individuals. And I’m happy to say that, for the most part, they haven’t let me down.” — Captain America
Saya ini first-time founder. Pengalaman bisnis saya yang paling besar hanya mengelola warung dan kolam lele. Karyawannya pun lebih manual worker, bukan knowledge worker. Sebelum punya karyawan, dulu saya jaga warung sendiri, kasih pakan sendiri, motong lele sendiri. Ini juga masih terwariskan saat saya membangun eFishery. Saya bikin prototype sendiri, jualan sendiri, pitching ke investor sendiri, presentasi ke partner sendiri. Kenapa begitu? Apa karena saya terinspirasi oleh Caca Handika yang masak dan nyuci baju sendiri? Tentu tidak. Ini karena saya hanya percaya dengan diri saya sendiri.
Memberi kepercayaan ke orang lain itu hal yang paling sulit dilakukan oleh seseorang yang by training adalah individual contributor seperti saya. Karena kita melepaskan kendali terhadap hal yang penting bagi kita ke orang lain. Bagaimana kalau tidak selesai? Bagaimana kalau caranya salah? Bagaimana kalau tidak sesuai dengan ekspektasi saya? Ini dulu hampir selalu jadi default mode saya, sampai akhirnya saya bisa belajar untuk percaya. Yang mengajarkan saya, salah satunya Adilah.
Bisa jadi, Dilah ini eFisherian yang paling lebar track record role-nya, secara horizontal maupun vertikal. Dia masuk sebagai admin, tanpa pengalaman kerja sebelumnya. Lalu pindah sebagai account executive di tim sales. Setelahnya dia menjadi manager pertama yang mengelola after-sales services dan TSS feeder saat itu. Dilah yang menginisiasi project Kampung Perikanan Digital. Dia juga yang memulai KTP di Palas, salah satu inspirasi awal dari skema yang kelak jadi Kabayan. Dia jadi tim sales & expansion pertama yang membangun Point, saat in-charge di project Point Builder. Pernah menjadi VP interim di unit bisnis Feed & Fund. Mengelola langsung operasional di Fresh. Dan banyak lainnya.
Kalau dilihat-lihat, inisiatif yang dipegang oleh Dilah itu hampir semua adalah benih dari proses yang sekarang sudah menjadi core dari eFishery. Kok bisa? Karena memang dipercayakan untuk mengeksekusi itu. Apa karena kapabilitasnya memang sebegitu besar? At that particular moment, not always. Tapi saya tahu, saat Dilah diberi tanggung jawab, dia akan mati-matian siang malam belajar dan bekerja untuk bisa menyelesaikan ini dengan maksimal. Seringnya karena passion dan kedekatan value, tidak jarang karena rasa tanggung jawab, kadang juga karena merasa bersalah. Tapi, selalu tanpa mengejar credit dan pengakuan. It’s all purely contribution.
Dari Dilah dan inisiatif-inisiatif ini lah saya belajar untuk percaya, dan pelan-pelan bisa lebih berani mendelegasi. Bukan sepenuhnya karena kompetensi atau kualitas dari hasil; tapi karena di dalam proses memercayakan sesuatu, kita menyediakan ruang untuk orang lain tumbuh. Dilah yang dulu pendiam di depan meja resepsionis, perlahan-lahan bisa membuat presentasi memukau mewakili departemen, merepresentasikan eFishery untuk meeting dengan pemerintah, membuat financial model, melakukan analisa yang tajam untuk pencapaian bisnis, membangun komunitas, berkomunikasi dengan tegas ke internal stakeholders, dan mengelola tim dengan jumlah banyak. Ini yang rasa-rasanya membuat organisasinya bisa membesar; karena kita memberikan kepercayaan untuk orang di dalamnya untuk berkembang dan belajar.
Di luar dari task serta inisiatif, Dilah juga bisa saya percaya pendapatnya untuk hal-hal rumit dan penuh drama. Di satu sisi, ini karena Dilah kaya di hal yang saya miskin terhadapnya: nurani serta empati. Jadi, Dilah bisa memberikan pendapat yang saya sendiri tidak bisa melihat. Tapi, di sisi yang lain, saya juga bisa yakin bahwa apa yang Dilah sampaikan sepenuhnya murni tanpa bias kepentingan pribadi. Saya yang biasanya ada apa-apa selalu dipendam di kepala, kali ini bisa belajar untuk terlihat vulnerable dan lebih terbuka.
Sekarang, saya jauh lebih baik sebagai leader, karena saya bisa mendelegasikan pekerjaan ke tim lain yang saya bisa percaya serta bisa berkomunikasi dengan lebih peka. Dan eFishery sebagai entitas bisa jauh lebih baik karena itu. Dilah punya peranan penting di sini, karena dia salah satu yang pertama yang membuat saya bisa belajar percaya. Karena kepada Dilah, saya bisa percaya.
Disclaimer: Saya sedang ikut challenge “15 Hari Menulis” antara internal eFisherian, kadang dengan topik tertentu. Jadi kalau tulisannya agak roaming, memang ditujukan untuk pembaca kalangan terbatas.